Rabu, 16 Maret 2011

Kegigihan

Untung, itulah namaku yang diberikan oleh kedua orang tuaku aku tak tau kenapa orang tuaku memberikan nama itu. Mungkin mereka ingin aku beruntung seperti namaku. Tapi kenyataannya tak seperti apa yang diharapkan. Sejak kecil aku tak pernah merasa beruntung sedikitpun, aku dilahirkan di keluarga yang tak mampu, bahkan untuk makanpun aku susah. Tapi kegigihanku untuk sekolah tak akan kuhilangkan. Setiap hari sepulang sekolah aku selalu bekerja di pasar entah itu jadi kuli angkut, pembersih pasar, bahkan aku jga menjadi pemungut ikan yang jatuh.
Setiap hari aku hanya dapat mengumpulkan uang Rp 5.000,00 jauh dari kelayakan, aku pernah dalam sehari itu aku tak mendapat apa-apa bahkan sampai uangku dirampas oleh preman-preman pasar. Setiap kali aku dapat uang aku selalu membaginya dengan ibuku untuk makan dan sebagian aku tabung untuk aku sekolah. Aku tak pernah ada keinginanan untuk merepotkan kedua orang tuaku, aku selalu ingin berusaha sendiri.
Hari demi hari tak terasa sebentar lagi aku lulus SMP, akupun bingung mencari uang dimana untuk membayar biaya ujianku. Aku tak pernah cerita kepada orangtuaku menurutku jika aku cerita aku hanya menambah kesusahan saja. Hari ini aku melaksanakan Ujian Akhir Nasional, aku harus tetap mengejar cita-citaku walau aku bingung mencari uang untuk biaya ku nanti. Ujian dapatku laksanakan dengan lancar dan aku yakin aku dapat nilai baik.
Hari ini pengumuman ujian, tapi aku tak bisa datang aku harus mencari uang untuk membayar ijazahku. Tapi aku yakin aku susah untuk mendapatkan uang untuk membayar ijazah itu. Aku terkujut ketika seorang temanku kerumahku dan mengatakan bahwa aku mendapatkan nilai terbaik disekolahku. Aku bersyukur aku mendapatkan nilai terbaik.
Hampir 5 bulan aku mengumpulkan uang aku tak kunjung mendapatkan uang itu, aku bingung bagaimana cara mendapatkan itu aku hanya dapat berdoa dan berusaha semua hanya izin Allah. Ketika aku bekerja di pasar ada seorang ibu-ibu yang cantik memakain krudung yang indah, memakai gelang yang terlihat dia orang kaya menghampiriku aku terkejut aku kira orang itu akan memarahiku tapi....orang itu bertanya kepadaku "Kamu tidak sekolah?" aku pun menjawab dengan sedikit rasa terkejut "Hah!! Enggak bisa lanjut bu". Orang itu tiba-tiba memanggil seorang lelaki yang terlihat gagah, tampan memakai jas yang berwarna hitam pekat. Mereka berdua pun mengobrolkan sesuatu yang tak mengerti apa yang mereka obrolkan.
Tiba-tiba seorang lelaki itu berkata "Kenapa kamu tidak bisa lanjut dek?" aku pun menjawab dengan tertatih "Eh...ehh...anu pak tidak punya uang untuk ambil ijazah". Seorang wanita itupun meneteskan air mata mungkin dia terkejut dengan alasanku. Kemudian seorang lelaki itu mengajakku pergi, aku tak tau aku dibawa kemana. Ketika dalam perjalanan seorang lelaki itu bertanya, "Sekolahmu dimana??" aku menjawab, "SMP 14 pak".
Tak lama kemudian orang itu turun dan aku melihat kalau aku berada di depan sekolahku. Orang itu mengajakku untuk ke kantor kepala sekolah, aku terkejut ketika orang itu membayar uang kekuranganku untuk mendapatkan ijazah. Aku tak tahu apa alasan mereka membayar semua kekuranganku. Akupun bertanya kepada mereka, ternyata ibu itu sudah lama memperhatikan aku ketika aku bekerja, ibu itu melihatku sangat gigih untuk bekerja. Begitu senangnya aku mendapatkan ijazah yang selama ini aku inginkan. Namun kebahagiaanku tak sampai disini saja mereka membiayaiku SMA dan kuliah, aku meneteskan air mata dan sangat bersyukur atas semua rezeki yang diberikan. Aku yakin semua yang dikuperoleh adalah rezeki dari Allah SWT.